Minggu, 28 Oktober 2012

Teknik Drapping pada Dressform

Sudah lama niih saya gak memposting di Tila Designer. nahh, sekarang saya akan memberikan bagaimana Teknik Drapping Busana pada Dressform. sebelum saya menjelaskan TEKnik tersebut, terlebih dahulu saya akan menjelaskan Apa Itu Drapping????
         Drapping dapat disebut juga dengan “memulir”. Memulir berasal dari bahasa Jawa Kuno yaitu “pulir” yang berarti memutar, mengayunkan, memilin, menjalin, meremas, memeras,  dan  memintal.  Teknik  draping  atau  memulir  adalah  teknik  memutar, mengayunkan,  memilin,  menjalin,  dan meremas  selembar  kain  di  atas  dress  form  untuk mewujudkan  suatu  pola  busana  yang  pas  di  badan  serta  sesuai  dengan  model  yang diinginkan.  Untuk  membuat  pakaian  dengan  teknik  ini  membutuhkan  lebih  banyak bahan. Jika mempunyai dress form dengan ukuran badan sendiri, maka membuat pakaian dengan  cara ini sangat menguntungkan, karena tidak perlu mengepas dan hasilnya lebih memuaskan.Bahan yang digunakan dalam pembuatan pola dengan teknik draping adalah kain blacu  atau  kertas  singkong,  sedangkan  bahan  yang  digunakan  dalam  pembuatan  pola dengan teknik konstruksi adalah kertas pola. Pola dengan teknik draping dibuat langsung pada tiruan  badan  manusia  (dummy,  dress  form,  atau  paspop),  sedangkan  pola  dengan teknik  kontruksi  dibuat  dengan  meja  datar.  Pola  dengan  teknik  draping  berbentuk  tiga dimensi,  sedangkan  pola  dengan  teknik  konstruksi  berbentuk  dua  dimensi.  Pembuatan pola  dengan  teknik  draping  dan  teknik  konstruksi  akan  sama-sama  menghasilkan  pola dasar,  tetapi  pada  teknik  daping  pecah  pola  sesuai  model  dapat  dibuat  langsung  di  atas dress form tanpa membuat pola dasar terlebih dahulu, sedangkan pada teknik konstruksi pecah pola sesuai model dibuat dari hasil pengembangan pola dasar berdasarkan ukuran badan seseorang yang telah dibuat sebelumnya. 

 Adapun Teknik Drapping Busana pada Dressform yaitu :
  1. Sampirkan kain ke dressform yang ukurannya sama dengan si pemakai.
  2.  Bahan dipentul pada bagian belakang . pada bagian atas perlu diperhitungkan letak jatuh pakaian pada bagian dada, Jadi dalam menyampirkan kain kita perhitungkan letak jatuhnya pakaian pada badan secara keseluruhan. Setelah itu, baru dipentul pada bagian belakang agar kita mudah membentuk pada bagian dada dan drapir pada sisi.
  3. Membentuk drapir di bagian sisi kanan .Buatlah lipatan - lipatan di bagian sisi dan atur jarak serta besar lipit. kemudian tandai batas sisi kiri dan kanan menggunakan kapur jahit. Jadi, untuk mendapatkan polanya perlu kita tambahkan Kampuh. 
  4. Selanjutnya membentuk hiasan pada bagian dada . Motif dapat disesuaikan dengan hiasan yang diinginkan. Aturlah jarak motif dengan tetap berpedoman dengan desain yang direncanakan.
  5. Menggunting ( cutting ) bahan hasil dari teknik drapping sesuai dengan tanda yang dibuat . sebagai kontrol hasil drapping dapat disesuaikan dengan ukuran pada pola yang ada atau dengan ukuran badan si pemakai. sementara untuk pola belakang dapat digunakan pola yang dikonstruksi.setelah itu, barulah dijahit dengan teknik yang tepat.





 

Teknik Drapping pada Dressform

Sudah lama niih saya gak memposting di Tila Designer. nahh, sekarang saya akan memberikan bagaimana Teknik Drapping Busana pada Dressform. sebelum saya menjelaskan Teknik tersebut, terlebih dahulu saya akan menjelaskan Apa Itu Drapping????
         Drapping dapat disebut juga dengan “memulir”. Memulir berasal dari bahasa Jawa Kuno yaitu “pulir” yang berarti memutar, mengayunkan, memilin, menjalin, meremas, memeras,  dan  memintal.  Teknik  draping  atau  memulir  adalah  teknik  memutar, mengayunkan,  memilin,  menjalin,  dan meremas  selembar  kain  di  atas  dress  form  untuk mewujudkan  suatu  pola  busana  yang  pas  di  badan  serta  sesuai  dengan  model  yang diinginkan.  Untuk  membuat  pakaian  dengan  teknik  ini  membutuhkan  lebih  banyak bahan. Jika mempunyai dress form dengan ukuran badan sendiri, maka membuat pakaian dengan  cara ini sangat menguntungkan, karena tidak perlu mengepas dan hasilnya lebih memuaskan.Bahan yang digunakan dalam pembuatan pola dengan teknik draping adalah kain blacu  atau  kertas  singkong,  sedangkan  bahan  yang  digunakan  dalam  pembuatan  pola dengan teknik konstruksi adalah kertas pola. Pola dengan teknik draping dibuat langsung pada tiruan  badan  manusia  (dummy,  dress  form,  atau  paspop),  sedangkan  pola  dengan teknik  kontruksi  dibuat  dengan  meja  datar.  Pola  dengan  teknik  draping  berbentuk  tiga dimensi,  sedangkan  pola  dengan  teknik  konstruksi  berbentuk  dua  dimensi.  Pembuatan pola  dengan  teknik  draping  dan  teknik  konstruksi  akan  sama-sama  menghasilkan  pola dasar,  tetapi  pada  teknik  daping  pecah  pola  sesuai  model  dapat  dibuat  langsung  di  atas dress form tanpa membuat pola dasar terlebih dahulu, sedangkan pada teknik konstruksi pecah pola sesuai model dibuat dari hasil pengembangan pola dasar berdasarkan ukuran badan seseorang yang telah dibuat sebelumnya. 

 Adapun Teknik Drapping Busana pada Dressform yaitu :
  1. Sampirkan kain ke dressform yang ukurannya sama dengan si pemakai.
  2.  Bahan dipentul pada bagian belakang . pada bagian atas perlu diperhitungkan letak jatuh pakaian pada bagian dada, Jadi dalam menyampirkan kain kita perhitungkan letak jatuhnya pakaian pada badan secara keseluruhan. Setelah itu, baru dipentul pada bagian belakang agar kita mudah membentuk pada bagian dada dan drapir pada sisi.
  3. Membentuk drapir di bagian sisi kanan .Buatlah lipatan - lipatan di bagian sisi dan atur jarak serta besar lipit. kemudian tandai batas sisi kiri dan kanan menggunakan kapur jahit. Jadi, untuk mendapatkan polanya perlu kita tambahkan Kampuh. 
  4. Selanjutnya membentuk hiasan pada bagian dada . Motif dapat disesuaikan dengan hiasan yang diinginkan. Aturlah jarak motif dengan tetap berpedoman dengan desain yang direncanakan.
  5. Menggunting ( cutting ) bahan hasil dari teknik drapping sesuai dengan tanda yang dibuat . sebagai kontrol hasil drapping dapat disesuaikan dengan ukuran pada pola yang ada atau dengan ukuran badan si pemakai. sementara untuk pola belakang dapat digunakan pola yang dikonstruksi.setelah itu, barulah dijahit dengan teknik yang tepat.